EXPOSSE.COMI JAMBI – Ketua Komisi II, Bidang Ekonomi, Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Provinsi Jambi, HM Juber, Selasa (30/8) mengatakan, bahwa kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), yang direncanakan pemerintah pusat akan diberlakukan mulai Rabu (1/9), besok, adalah keputusan yang sangat tidak tepat dilakukan saat ini.

Jika keputusan itu tetap diberlakukan, menurut Juber, akan banyak damnpak negative yang akan muncul dan akan merugikan rakyat, yang saat ini belum lepas dari keterpurukannya, pasca mengalami pandemic beberapa tahun belakangan. “Untuk makan saja, saat ini semuanya masih berpikir keras. Ditambah lagi dengan beban biaya BBM yang melambung tinggi,” ujar Juber.
Menurut Juber, Inflasi yang belakangan dinyatakan Presiden Jokowi berada pada titik tidak aman di wilayah Jambi, bisa menjadi semakin parah dan mempersulit kehidupan masyarakat. “Akan ada dampak yang akan dihadapi oleh masyarakat, serta akan terjadi kenaikan inflasi di setiap sektor ekonomi”, katanya.
“Ada resiko yang akan dihadapi di tengah masyarakat, jika memang BBM dinaikkan, diantaranya akan terjadi kenaikan pada biaya jasa angkutan tranportasi, termasuk juga biaya produksi yang menyebabkan terjadinya kenaikan inflasi di semua sektor ekonomi”, jelasnya.
Selain itu, politisi partai Golkar ini mengatakan jika hal tersebut dilakukan, harus benar-benar melalui kajian yang mendalam, karena memberikan dampak yang berat untuk masyarakat. “Kalaupun ini dilakukan. Perlu kajian secara komprehensif. Karena dampaknya akan pasti terasa berat bagi masyarakat”, imbuh Juber.
Kenaikan harga BBM ini, dirasakan akan semakin membebani rakyat, yang masih berada dalam pasca pandemic Corona, yang telah sangat membebani kehidupan masyarakat, terutama masyarakat menengah hingga tingkat perekonomian lemah.
Adapun wacana perkiraan harga Pertalite naik menjadi Rp10 ribu perliter, atau naik Rp2.350 yang sebelumnya dijual Rp7.650 perliter. Kemudian, untuk harga Pertamax menjadi Rp16 ribu perliter, naik Rp3.500 yang sebelumnya dibanderol Rp12.500. Sementara itu, Solar dijual dengan harga Rp7.200, awalnya dipatok Rp5.150 per liter.
Wacana akan dinaikkannya BBM, tentu membuat masyarakat merasa dirugikan, pasalnya baru saja bangkit dari pandemi dan belum benar-benar pulih, kini harus dihadapi oleh naiknya BBM. Wacana kenaikan harga BBM tersebut tentu menuai Kontra dari berbagai pihak, untuk wilayah Jambi, salah satunya adalah wakil rakyat. (Exp-003)
Discussion about this post