EXPOSSE.COMIJAMBI – Forum Jurnalis Perempuan bekerja sama dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jambi menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Pendidikan Pemilih untuk segmen pemilih perempuan, dalam rangka Pilkada serentak 2024.
Acara yang berlangsung Jumat, 1 November 2024 di Universitas Nurdin Hamzah ini mengangkat tema “Menjadi Pemilih Pemula yang Cerdas dan Berperspektif Gender dalam Pilkada 2024.”
Sosialisasi menghadirkan tiga narasumber yakni Edison, Komisioner KPU Provinsi Jambi, Rektor Universitas Nurdin Hamzah (UNH), Dr. Samsuddin, S.Sos., M.I.P., dan Yusnaini Ketua FJPI Jambi.
Edison, Komisioner KPU Provinsi Jambi dalam paparannya menekankan pentingnya menjadi pemilih yang cerdas dan berintegritas. Ia memberikan sejumlah tips agar pemilih pemula khususnya perempuan dapat berpartisipasi secara bijak dalam Pilkada mendatang.
Edison mengingatkan seluruh calon pemilih untuk memastikan namanya tercatat dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang bisa dicek melalui situs resmi KPU. Hal ini penting agar hak suara mereka terjamin pada hari pemilihan.
Pemilih diharapkan memiliki niat untuk memahami latar belakang calon. Menurut Edison, menelusuri rekam jejak calon melalui media, internet, atau media sosial akan membantu pemilih membuat pilihan yang lebih bijak.
Edison menggarisbawahi pentingnya memilih berdasarkan visi dan misi calon, bukan semata-mata janji-janji politik yang dangkal. Pemahaman ini akan membantu pemilih menentukan apakah program-program calon sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Edison juga mendorong pemilih untuk menolak politik uang. Ia mengingatkan, “Jangan sampai hak suara Anda terbeli. Politik uang merusak integritas demokrasi dan tidak akan membawa perubahan yang baik bagi masyarakat”,ujarnya.
Selain itu, Edison menekankan agar para pemilih tidak tunduk pada intimidasi atau tekanan. “Jangan mau diintimidasi atau diperintah dengan kekerasan,” tegasnya, sambil mengingatkan bahwa demokrasi harus berjalan dengan damai dan tanpa kekerasan.
KPU Provinsi Jambi juga mengajak seluruh pemilih untuk datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada hari pemilihan, yaitu Rabu, 27 November 2024, dan memilih berdasarkan hati nurani tanpa paksaan.
Edison meminta pemilih untuk tidak terpengaruh oleh upaya adu domba yang menggunakan isu SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan). Isu ini seringkali digunakan untuk memecah belah masyarakat, dan ia menegaskan bahwa pemilih harus bersatu demi kebaikan bersama.
Sementara Rektor Universitas Nurdin Hamzah (UNH), Dr. Samsuddin, S.Sos., M.I.P., dengan tema “Menjadi Pemilih Cerdas di Era Digital.”
Samsudin menekankan bahwa para pemilih harus cerdas dalam memilih calon kepada daerah. Caranya dengan benar benar mengetahui visi dan misi cakada. Sehingga tidak hanya sekedar ikut ikutan memilih.
“Sekarang zaman sudah serba digital. Kita dengan mudah bisa mencari tahu visi dan misi, profil dan apa saja program yang akan dilakukan cakada jika terpilih menjadi kepala daerah. Sehingga kita tidak salah pilih nantinya. Maka jadilah pemilih yang cerdas dan berintegritas,”bebernya.
Sementara itu, Ketua Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Jambi, Yusnaini mengangkat tema “Perspektif Gender dalam Politik dan Pemerintahan.”
Yusnaini mengajak pemilih untuk mempertimbangkan perspektif gender saat menentukan pilihan di Pilkada serentak 2024.
Yusnaini menyoroti pentingnya memilih calon pemimpin yang memberikan perhatian terhadap hak-hak perempuan dan lingkungan yang ramah bagi anak.
“Perspektif gender bukan hanya soal perempuan, tetapi tentang perlakuan yang setara dan penghargaan terhadap hak asasi manusia, termasuk keadilan, kebebasan sipil, dan kebebasan berekspresi,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa kaum perempuan perlu memiliki kesempatan yang sama dalam berbagai aspek kehidupan, baik di bidang politik maupun pemerintahan.
Jurnalis yang juga dosen ini juga mendorong pemilih untuk mencari tahu apakah calon pemimpin mengedepankan perspektif gender atau tidak. Apakah mereka memberikan perhatian pada ruang yang aman bagi perempuan dan anak, dan apakah mereka berkomitmen menciptakan peluang yang setara untuk perempuan.
“Hal ini menjadi penting agar pemimpin terpilih nantinya mampu membangun kebijakan yang responsif dan inklusif terhadap kebutuhan berbagai kelompok masyarakat,”jelasnya.
Salah satu data yang diangkat dalam sosialisasi tersebut adalah tingginya partisipasi perempuan dalam pemilihan. Berdasarkan catatan KPU, pada pemilu sebelumnya sebanyak 79,6 persen perempuan hadir di TPS untuk memberikan suaranya, sedangkan partisipasi laki-laki tercatat sebesar 75 persen.
Angka ini, menurut Yusnaini, menunjukkan antusiasme dan kesadaran politik perempuan yang semakin meningkat.
“Menghadapi Pilkada 2024, partisipasi perempuan yang tinggi menjadi kekuatan besar bagi demokrasi kita. Namun, penting bagi kita untuk memastikan bahwa suara perempuan ini tidak hanya sekadar angka, melainkan turut membentuk arah kebijakan yang lebih berkeadilan dan merata,” jelasnya.
Yusnaini berharap agar para pemilih, terutama perempuan, tidak hanya aktif berpartisipasi tetapi juga kritis dalam memilih pemimpin yang benar-benar memperjuangkan kesetaraan gender dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran pemilih perempuan di Jambi untuk menjadi pemilih cerdas dan memilih dengan perspektif yang lebih inklusif.
“Melalui kegiatan ini, Forum Jurnalis Perempuan dan KPU Jambi berharap para pemilih, terutama perempuan, dapat menjadi pemilih yang bijak, berperspektif gender, dan berperan aktif dalam memilih calon pemimpin yang dapat memajukan masyarakat Jambi,”harapnya. (*)
Discussion about this post