EXPOSSE.COMI JAKARTA – Penjualan ponsel pintar segmen menengah di Indonesia mencatatkan rekor positif pada kuartal III/2019.
Berdasarkan laporan terbaru International Data Corporation (IDC) Indonesia, ponsel pintar dengan kisaran harga US$200—US$400 mencatatkan rekor terbaru dengan menguasai 38 persen pangsa pasar atau naik 7 persen dibandingkan dengan kuartal II/2019 dan naik 10 persen secara tahunan.
Market Analyst IDC Indonesia Risky Febrian mengatakan meningkatnya pangsa pasar ponsel pintar di segmen menengah setidaknya terjadi karena dua hal utama. Pertama, sebagai dampak dari menguatnya tren gim ponsel.
Pada kuartal III/2019, jelasnya, permintaan terhadap ponsel pintar yang didukung oleh fitur-fitur gim mendominasi total permintaan di segmen menengah. Menurutnya, salah satu yang paling tinggi adalah permintaan terhadap Vivo Z1 Pro sebagai ponsel dengan spesifikasi serta fitur yang mendukung kebutuhan gim mobile.
Kedua, masifnya model-model baru yang diluncurkan oleh vendor ponsel segmen menengah. “Itu menjadi faktor utama mengapa pangsa pasar segmen mid-range di kuartal III/2019 meningkat,” ungkapnya kepada Bisnis.com, belum lama ini.
Vendor ponsel kelas menengah asal China, yakni Oppo dan Vivo, berhasil mendongkrak pangsa pasar dengan mengandalkan aktivitas pemasaran melalui promosi-promosi yang dinilai lebih gencar di sektor luring. Selain itu, IDC menilai vendor asal China secara umum mampu menawarkan produk berspesifikasi tinggi dengan harga yang kompetitif.
PR Manager Oppo Indonesia Aryo Meidianto mengatakan Oppo selaku vendor asal China yang memegang sebesar 26,2 persen pangsa pasar ponsel segmen menengah di Indonesia memiliki strategi yang dikatakan cukup ampuh pada kuartal lalu.
Adapun, jelasnya, pangsa pasar Oppo yang besar tersebut dikontribusikan oleh kehadiran seri A, di mana sebenarnya pada kuartal lalu perusahaan dikatakan mengambil langkah yang cukup berisiko dengan menggantikan Oppo seri F menjadi seri A.
“Ada keraguan bahwa hal itu akan menurunkan pangsa pasar Oppo, tetapi ternyata tidak. Nyatanya, pergantian dari F series ke A series mendapat sambutan baik di pasar,” kata Aryo.
Aryo menambahkan Oppo juga mengubah pola komunikasi pemasaran antara seri F dan seri A dari mengandalkan fitur kamera menjadi kapasitas RAM yang lebih besar.
Dia mengatakan untuk varian Oppo seri A perusahaan melakukan upaya pemasaran yang lebih, yakni dengan membuat beberapa aktivasi serta melengkapi produk dengan perrangkat Dolby Surround yang dikomunikasikan secara langsung kepada konsumen.
Di sisi konsumen, tingkat edukasi terhadap suatu produk juga menjadi pemicu yang mendongkrak pangsa pasar Oppo sebagai ponsel segmen menengah. Aryo menilai dengan membaiknya literasi konsumen mengenai produk memunculkan willing untuk mengeluarkan biaya lebih.
Menurutnya, konsumen sudah mampu mengenal brand dengan lebih baik serta mempertimbangkan hal-hal yang ditawarkan, seperti misalnya kemudahan layanan purnajual.
“Selain itu, mungkin dibantu juga dengan terbitnya aturan IMEI di mana masyarakat mulai banyak yang meninggalkan ponsel ilegal. Aturan itu memberikan shock therapy kepada konsumen,” jelasnya.
Selain Oppo, pada kuartal ini Vivo juga berhasil mencuri perhatian di mana vendor tersebut membuntuti Oppo dengan jumlah pangsa pasar 22,8 persen.
Menurut IDC, pencapaian tersebut merupakan dampak dari upaya pembaruan produk yang dilakukan perusahaan selama kuartal III/2019 di berbagai rentang harga serta hadirnya model Z1 Pro dengan spesifikasi dan fitur yang menarik dengan harga yang wajar yang dinilai sukses menarik pembeli.
PR Manager PT Vivo Mobile Indonesia Tyas K. Rarasmurti mengatakan atas pencapaian tersebut perusahaan akan membawa inovasi teknologi terbaru untuk produk ponsel pintar yang akan diluncurkan pada masa mendatang.
Di sisi lain, Samsung mengalami kemerosotan yang cukup signifikan untuk pangsa pasar ponsel segmen menengah pada kuartal III/2019. Adapun, pangsa pasar produsen asal Korea Selatan tersebut tercatat turun 7,5 persen dari kuartal sebelumnya dengan jumlah pangsa pasar 19,4 persen.
Market Analyst IDC Indonesia mengatakan anjloknya pangsa pasar Samsung di Tanah Air merupakan imbas dari merek-merek asal China serta pembaruan yang dilakukan oleh Samsung dari seri A menjadi seri As yang dinilai terjadi terlalu cepat.
Discussion about this post