EXPOSSE.COMI JAMBI – Perayaan Waisak yang dilakukan oleh umat Budha, merupakan hari penting yang dijalankan dengan rangkaian serta sebagai peringatan peristiwa penting Budha.
Menjawab hal ini, Ketua Perkumpulan Umat Budha Jambi (PUBJ), Rudy Zhang menjelaskan bagaimana serta apa saja yang dilakukan umat Budha pada hari Waisak. Di mulai dari sejarah hari Waisak, pertama hari lahir pangeran Siddharta, kemudian pencapaian dari pangeran Siddharta menjadi Budha, selanjutnya wafatnya dari Budha, ke-tiga peristiwa penting itu terjadi pada bulan Waisak.
“Saat waisak pasti akan terjadi purnama”, ucapnya saat diwawancara pada Minggu (15/5).

Hal terpenting dalam Waisak adalah perenungan dan meditasi, ia juga mengungkapkan bahwa ada empat hal ajaran mulia dalam ajaran Budha, pertama; hidup adalah penderitaan, menyadari penderitaan yang disebabkan oleh adanya ego dan kemarahan, setelah menyadari bahwa hidup adalah penderitaan kemudian menyadari, dengan memiliki jalan. “Dalam perayaan ada Pradaksina, Pindapata, dan menyalakan lentera”, ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa untuk perayaan di Vihara Sakyakirti Jambi, untuk Pradaksina dimana berjalan mengelilingi bangunan suci dalam hal ini Vihara, sambil membaca dan merapalkan do’a dan nama-nama Budha.

Pindapata, ketika para bhikkhu yang selama ini dilarang memasak kini akan membawa mangkuk, dan umat akan memasukkan makanan atau obat-obatan ke dalam mangkuk.
Adapun ritual di Vihara Sakyakirti Jambi dimulai dari hari Minggu (15/5) pada pukul 17: 00 WIB, Pradaksina sebagai meditasi dan merapalkan nama-nama Budha, dilanjutkan Puja Bakti kemudian menyalakan Pelita. Menyalakan pelita juga merupakan simbol cahaya dan pencerahan dan salah satu momen paling mengesankan pada Hari Waisak.
Sedangkan untuk hari Senin (16/5) dimulai dari pukul 07: 00 WIB, umat bersiap Pindapata, dilanjutkan melakukan ibadah pada pukul 09:00 WIB, hingga Pukul 11: 00 WIB lagi.
“Sampai Jam 11 lewat 13 menit dan detik 26 adalah Purnama Sidhi atau purnama penuh, itu meditasi fokus kepada batin kita”, imbuhnya.
Rudy juga mengatakan dengan perayaan waisak kali ini bagaimana berkah untuk semua makhluk bukan hanya manusia, semua makhluk untuk bebas dari penderitaan dan memperoleh kebahagian dan
“Semoga untuk seluruh umat manusia, pandemi berlalu, peperangan berakhir, semoga manusia akur sehat dan bahagia”, jelasnya.
Terkait untuk kerukunan umat beragama, ia mengatakan bahwa khususnya untuk umat Budha sudah dijelaskan dalam kitab ajaran, bagaimana mencari kebenaran.
“Tidak semua orang beragama Budha, jadi bagaimana mempraktikkan keyakinan masing-masing, seperti yang baik dijalankan sedangkan yang tidak baik di tinggalkan”, tutupnya.
Sebagai penutup ia mengatakan bahwa umat Budha harus punya toleransi untuk semua makhluk, apapun agama atau keyakinan yang dianutnya.
Perlu diketahui untuk para Biksu yang akan mengelilingi candi Muara Jambi akan dilakukan pada hari Minggu 22 Mei mendatang. (Exp-003)
Discussion about this post