EXPOSSE.COMIJAMBI – Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi tak lagi mau berdiam diri soal banjir yang saban tahun jadi momok warga. Dalam momen Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kota Jambi memperingati HUT ke-79, dan hari jadi ke-624 Tanah Pilih Pusako Betuah. Wali Kota Jambi Maulana, memaparkan lima program prioritas Pemkot dalam menuntaskan persoalan banjir.
“Ini bukan janji, ini aksi nyata,” tegas Maulana dari podium paripurna, Rabu (28/5).
Langkah pertama, normalisasi sungai dan pembersihan drainase sepanjang lebih dari 7 kilometer. Tujuannya jelas: memperlancar aliran air dan cegah penyumbatan yang selama ini jadi biang kerok genangan.
Langkah kedua, pembangunan kolam retensi di 12 titik strategis. Fungsinya sebagai kantong air kala hujan deras mengguyur.
“Jadi air tidak langsung lari ke jalan, tapi ditampung dulu,” ujar Maulana.
Tak hanya itu, Pemkot juga mengusung pendekatan ramah lingkungan. Program ketiga yakni pembangunan lubang resapan biopori. Teknologi ini diklaim mampu menambah daya resap tanah terhadap air hujan, terutama di pemukiman padat.
Program keempat adalah bentuk kolaborasi konkret: dukungan penuh terhadap program BWSS VI, yang mencakup penanganan saluran Asiten dan Loek sepanjang 16,54 km lewat pinjaman dari JICA (Jepang). Total anggarannya tak main-main: Rp241,5 miliar, berasal dari APBN, Pemprov Jambi, dan Pemkot.
Selanjutnya adalah penguatan koordinasi lintas instansi. Pemkot Jambi menggandeng Pemkab Muaro Jambi, Pemprov Jambi, Kementerian PUPR, hingga anggota DPR RI dari Dapil Jambi.
“Ini bukan kerja satu lembaga, ini kerja bersama,” tegas Maulana.
Tak hanya soal banjir, Maulana juga melaporkan kinerja ekonomi Kota Jambi yang cukup menggembirakan. Pertumbuhan ekonomi menyentuh 4,98 persen, inflasi terjaga di angka 1,17 persen, dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tembus 81,77. Angka kemiskinan 7,73 persen, sementara tingkat pengangguran terbuka dengan angka 7,38 persen.
Maulana juga sempat menyentil agenda khusus untuk generasi muda. Ia menyebutkan bahwa Pemkot kini sedang merevitalisasi Taman Remaja dan Terminal Rawasari, sebagai ruang ekspresi dan kreasi anak muda Jambi.
“Ini kota milik semua, terutama anak-anak muda. Mereka harus punya ruang, punya panggung,” tutup Maulana dengan semangat.(EXP-001)
Discussion about this post