JAMBI – Sejumlah pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di Kota Jambi menjerit, karena terjun bebasnya penjualan mereka, didera badai Covid-19. Bagaimana tidak, jika dulunya angka penjualan berkisar di angka 100, turun sekitar lebih 50 persen pada musim pandemi ini. Hal ini diakui oleh sejumlah pedagang minuman dan makanan kontainer di seputaran Kota Jambi, Provinsi Jambi.
Salah seorang Pemilik Usaha Minuman Thaitea di kawasan Kelurahan Mayang Kota Jambi, Rahma Eldayanti (27) mengungkapkan, dulu penjualannya bisa mencapai 50 hingga 80 gelas per-harinya. Namun setelah musim pandemi, berangsur-angsur turun, tak menentu lagi. “Paling tinggi hanya mencapai 18 gelas per-hari. Namun kerap ia hanya bisa meraup penjualan 2 hingga 5 gelas per-hari.
Kondisi ini, menurut Rahma sangat memprihatinkan, karena dia dan keluarga justru hanya bisa menggantungkan hidup pada usaha ini, setelah badai pandemi melanda. Suami yang dahulu menjadi penopang hidup, justru menjadi korban PHK, pengurangan karyawan di salah satu toko tekstil di kawasan Pasar Jambi.
Hal yang sama juga dikeluhkan oleh Devenya Ozora (14), Owner Minuman Segar Kontainer Ci-roro Jelly Drink, yang memiliki beberapa Cabang di seputaran Kota Jambi. Angka penjualan per-hari yang biasanya bisa mencapai 30 hingga 40 gelas per-harinya saat sebelum pandemi, kini maksimal hanya mencapai 15 hingga 20-an gelas per-harinya.
Karena itu, menurut Devenya, pihaknya sering harus menutup biaya sewa tempat dan gaji karyawan dengan dana lain.
Bukan itu saja, Pebisnis Pempek Yuni di kawasan Kotabaru, Kota Jambi, juga mengakui hal yang sama, bukan hal baru jika terkadang ia hanya bisa menjual 10 hingga 15 potong Pempek setiap harinya. Padahal sebelum Pandemi ia bisa menjual lebih dari 100 potong Pempek setiap harinya.
Dapat Perhatian Pemkot Jambi
Kondisi ini mendapat perhatian khusus dari Pemerintahan Kota Jambi. Untuk meringankan beban para pelaku usaha terdampak Covid-19 di Kota Jambi, Pemerintahan Kota (Pemkot) Jambi memberikan bantuan untuk membayar Operasional dan honor tenaga kerja mereka. Bantuan tersebut merupakan hibah dari Pemerintah Pusat, sebesar Rp10,6 Miliar.
Walikota Jambi, Syarif Fasha, baru-baru ini mengatakan, melalui Program Relaksasi di Bidang Perekonomian dan Pariwisata, Pemkot Jambi menerima dana hibah sebesar Rp10,6 Miliar yang diperuntukkan untuk pelaku usaha di Kota Jambi.
Senilai 70 persen atau senilai Rp7,6 Miliar dari dana tersebut, diperuntukkan untuk membantu pelaku usaha terdampak Covid-19 yang ada di Kota Jambi. Tujuannya yakni untuk memulihkan dan membantu kondisi pelaku usaha yang diambang kehancuran tersebut.
Untuk mendapatkan bantuan tersebut, ada persyaratan verifikasi yang harus dipenuhi, yakni harus terverifikasi oleh petugas yang diturunkan oleh Pemkot Jambi.
Hingga kini, Jumlah pelaku usaha yang akan mendapat bantuan tersebut berjumlah 111 pelaku usaha yang telah terverifikasi sebagai pelaku usaha yang mengalami masalah ketika pandemic Covid-19 melanda.
Dana tersebut dilarang diperuntukkan untuk keperluan lain atau yang tidak berhubungan dengan kegiatan usahanya. Nantinya akan dicek dan akan diminta pertanggungjawabannya kepada masing-masing pelaku usaha.
Disperindag Berikan Pelatihan
Bukan hanya Pemkot Jambi, tapi pihak Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jambi juga melakukan hal yang sama. Baru-baru ini, pihak Disperindag Provinsi Jambi mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Produksi bagi Wirausaha Industri Kecil Menengah (IKM) Pangan Kota Jambi yang terdampak covid-19, yang digelar pada Selasa (15/9).
Kepala Dinas (Kadis) Disperindag Provinsi Jambi, Ani Rosnifa menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya pemerintah Provinsi Jambi untuk membantu perekonomian di bidang IKM masyarakat yang terdampak Covid-19.
Dalam kegiatan tersebut, menurur Ani, ada berupa pelatihan-pelatihan, yang nantinya juga bertujuan membantu perekonomian masyarakat yang terdampak Covid-19. “Jadi kita dari Pemda melalui Disperindag, setiap kabupaten dan kota akan melatih masyarakat untuk membuat makanan. Hal tersebut untuk membantu masyarakat sehingga ekonomi tetap tumbuh,” jelasnya.
Selain Bimtel, Disperindag juga sedang menggodok anggaran yang nantinya akan dikucurkan untuk membantu pelaku IKM dan UMKM. (uni)
Discussion about this post