MALAM makin merentah. Lelaki setengah baya yang berstatus koruptor itu terus berjalan. Susuri jalan yang beraspal. Susuri jalanan yang berdebu. Hari itu senja sudah mulai keperaduannya. Lelaki setengah baya itu pun tiba disebuah langgar yang jauh dari pemukiman. Langgar itu tampak sepi. Padahal hanya dalam hitungan menit azan akan tiba.
Seorang lelaki muncul dari dalam Langgar. Wajahnya tampak sumringah melihat kedatangan lelaki koruptor itu. Walaupun tampak letih karena harus berjalan belasan kilo, lelaki koruptor itu berusaha menjawab kesumringahan wajah tua pengurus langgar dengan senyum ala kadarnya.
”Mohon maaf, Bapak. Apakah saya boleh menginap di langgar ini,” tanya lelaki koruptor.
”Oh, silahkan Pak.Tapi mohon maaf Pak, kalau malam tak ada listrik,” jawab Pengurus Langgar.
”Kalau begitu, biar saya belikan genset sehingga Langgar ini terang benderang,” ujar lelaki Koruptor.
Malam itu Langgar terang benderang. Sholat Tarawih di Langgar itu pun ramai sekali. Para jemaah sekitar Langgar berduyun-duyun mendatangi Langgar untuk sholat Tarawih. Sejuta ucapan terima kasih terlontar ke angkasa dari mulut para jemaah atas kebaikan lelaki koruptor setengah baya itu.
Lelaki koruptor itu kembali berjalan. Bukan hanya susuri jalanan yang becek, namun kali ini Lelaki koruptor itu berjalan melintasi sungai dan mendamparkannya pada sebuah surau. Saat Lelaki koruptor itu tiba, suasana di Surau amat sepi. Tak ada tanda-tanda aktivitas di Surau. Sepi.
”Ada yang bisa dibantu Pak,” sapa seseorang. Lelaki koruptor itu menoleh. Seorang Bapak tua rupanya yang menyapanya.
”Bolehkah saya menginap di Surau malam ini,” pinta lelaki koruptor itu.
”Silahkan saja Pak. Tapi mohon maaf, aliran listriknya tidak ada,” jawab bapak tua tadi.
”Biar saya yang mengurusnya.Mumpung masih ada waktu sebelum kita berbuka, mari kita beli mesin gensetnya,” jawab lelaki Koruptor.
Malam itu Surau ramai sekali didatangi para jemaaah. Mareka bisa menjalankan Sholat Tarawih dengan lampu yang terang benderang. Sesuatu banget bagi mareka. Dan kembali jutaan terima kasih tertumpahkan ke jagad raya oleh para jemaah kepada lelaki koruptor itu.
”Sungguh lelaki yang dermawan,” ujar Pak Ketua Surau.
Lelaki Koruptor itu kembali menyusuri jalanan. Ini adalah hari kelimabelas. Dan sudah lima belas hari pula dia menjalani puasa dengan berpindah-pindah. Berjalan menembus hutan hingga mendamparkannya pada sebuah masjid di sebuah Kampung. Masjid itu tampak cukup bagus. Designnya moderen. Tampaknya baru selesai direnovasi. Maklum setiap tahun biasanya para pengurus masjid juga melakukan perbaikan terhadap kondisi masjid dalam menyambut Bulan Ramadan dan Idul Fitri sehingga para jemaah dapat melakukan aktivitas religinya selama Bulan ramadan dengan baik.
Kali ini lelaki koruptor itu kembali meminta izin kepada pengurus masjid untuk menginap di masjid ini. ”Oh, silahkan saja Pak. Tapi mohon maaf, lantainya masih tanah soalnya kami kekuarangan dana untuk membeli keramik. Maklum Pak perbaikan masjid ini menelan biaya yang besar. Sementara kami hanya berharap dari sumbangan warga,” jelas pengurus masjid.
”Saya akan membantu membelikan keramik dan ubin untuk lantai masjid ini. Selagi ada waktu, ayo kita ke toko bangunan untuk membelinya sehingga para jemaah nantinya bisa sholat Tarawih,” ajak lelaki Koruptor itu.
Lelaki koruptor itu kembali berjalan. Susuri hari hingga akhirnya dia kembali menemukan sebuah masjid yang letaknya dalam pemukiman elite. Masjid itu tampaknya terpelihara. Hal ini dapat dibuktikan dengan penataan halamannya yang artistik dengan simbol bangunan masjid yang moderen sehingga menambah keagungan sebuah masjid. Lelaki koruptor itu sangat terpesona dengan bangunan masjid ini. Dalam hatinya dia menyatakan kekagumannya terhadap masyarakat perumahan ini yang bisa membangun masjid seartistik ini.
”Hebat sekali masjid ini. Para penghuni perumahan ini tentunya orang yang beruntung di dalammnya ada sebuah masjid yang sungguh-sungguh sangat artistik,” ujar Lelaki Koruptor kepada beberapa orang pengurus masjid yang sedang menyiapkan sesuatu untuk acara berbuka puasa.
”Alhamdulillah Pak. Masjid ini sebagian besar dananya berasal dari sumbangan seorang pejabat,” jelas Pengurus masjid.
“Oh, ya,” ujar lelaki Koruptor dengan narasi datar.
”Sayangnya beliau ternyata seorang koruptor yang hingga kini menjadi incaran aparat hukum,” jelas Pengurus masjid yang lain. Lelaki koruptor itu menahan ludahnya. Terdiam membisu. Ungkapan pengurus masjid tadi menghantam ulu hatinya dengan sempurna.
Lelaki koruptor itu kini harus meringkuk di tahanan aparat hukum. Usai sholat subuh di masjid yang pernah disumbangnya, dia ditangkap aparat hukum.
Di program breaking news sebuah televisi berita , seorang reporter melaporkan tentang tertangkapnya koruptor. ”Seorang tersangka korupsi yang merugikan negara hingga milyaran rupiah semalam ditangkap tim aparat hukum di sebuah masjid yang pernah didanainya. Saat ini sang tersangka sedang dimintai keterangannya. Demikian laporan kami dari Gedung Bundar. (*)
Discussion about this post