EXPOSSE.COMI BANDA ACEH – Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak (KPPPA) Indonesia menggelar bimbingan teknis tentang jurnalisme responsif gender dan ramah anak bagi Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI). Bimtek sehari ini digelar di hotel Hermes Palace, Banda Aceh, Kamis (20/2).
Kegiatan ini diikuti 45 orang peserta terdiri dari 35 orang anggota Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) dan jurnalis laki-laki dari berbagai media, 5 orang dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Aceh, dan 5 orang dari Anggota Forum PUSPA Aceh Keumalahayati.
Pemateri dalam kegiatan ini menghadirkan jurnalis senior, Yosep Adi Prasetyo yang juga mantan Ketua Dewan Pers dan Uni Zulfiani Lubis, Pimpinan redaksi IDN Times.
Susanti, S.SOS, MAP selaku kepala bidang partisipasi media cetak KPPPA berpesan “Dengan ini kita sama-sama berharap dapat bersinergi bersama, baik dari KPPPA dengan Dinas PPPA Provinsi Aceh termasuk dengan media massa dalam meningkatkan pemberitaan yang ramah anak dan responsif gender.”
Hal senada disampaikan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Provinsi Aceh, Nevi Ariyani, SE mengatakan, pemberitaan di media masih banyak yang belum ramah anak dan responsif gender, termasuk judul yang dibuat untuk menarik pembaca saja, kita semua berharap tidak ada ada lagi hal yang demikian.
“Perspektif media sangat penting dalam menyeimbangkan penulisan berita, agar dapat diterima di seluruh kalangan masyarakat dan tidak merugikan pihak korban,”jelas Nevi dalam sambutannya.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kompetensi bagi para jurnalis perempuan yang bernaung dalam FJPI, untuk meningkatkan pemahaman konsep gender dan perlindungan anak. Memotivasi kesadaran atau empati terhadap pengarusutamaan gender dan pemenuhan hak anak sebagai prioritas dalam tiap tahapan jurnalistik.
Ketua FJPI Aceh, Sania memberikan apresiasi terhadap pelaksanaab kegiatan ini dan mengingatkan tentang pentingnya pemberitaan yang responsif perempuan dan anak.
“Apresiasi dan terimakasih kepada KPPA karena sudah memberi edukasi mengenai pemberitaan yang responsif perempuan dan anak kepada jurnalis di Aceh. Ini hal baik, dan tentunya akan menjadi pedoman kami,” ucapnya.
Lebih lanjut, Sania mengingatkan bahwa ketika berbicara gender tidak saja bicara perempuan, tetapi juga laki-laki. Intinya jurnalis penting memahami konsep tentang gender sehingga tidak ada berita yang bias gender dan merugikan perempuan.
“Jurnalis juga harus memahami bagaimana menulis berita yang ramah anak, serta mengedepankan kode etik jurnalistik dalam menjalankan profesinya,” tegasnya. (Ril-01)
Discussion about this post