EXPOSSE.COMI JAMBI – Lahan pertanian di wilayah Kota Jambi saat ini semakin menyusut jumlahnya, karena dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dari luas semula 1.300 hektare, kini hanya tersisa seluas 882 hektare. Pengurangan luas lahan ini berkisar mencapai 5 persen hingga 6 persen setiap tahunnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Jambi, Erwansyah, Sabtu (23/1) mengatakan, salah satu factor utama penyebab berkurang drastisnyanya lahan tersebut adalah; berkembang pesatnya bisnis perumahan di kota tersebut, dengan memakai skema system bagi hasil.
Sistem bagi hasil ini, membuat para pemilik lahan sangat tertarik untuk bekerja sama dengan pihak Developer Perumahan. “Pihak pembangun properti menawarkan kepada pemilik lahan keuntungan sekitar 40 hingga 60 persen. Sementara pertanian membutuhkan waktu yang panjang, beberapa bulan untuk panen,” sambungnya.
Sebagian lahan tersebut, menurut Erwansyah, sebelumnya telah mendapat bantuan dari Dana Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN). “Sebelumnya, seluas 500 hektare dari jumlah lahan yang ada ini telah mendapatkan bantuan dana APBN. Sedangkan swadaya masyarakat berjumlah 382 hektare. Total lahan pertanian kita 882 hektar,” katanya.
Kemudian Erwansyah menjelaskan, antusiasme masyarakat terhadap perumahan di Kota Jambi, tidak hanya berasal dari masyarakat di Kota Jambi saja. Tetapi juga berasal dari luar Kota Jambi. “Yaitu berasal dari Kabupayen Muarojambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) dan Kabupaten Batanghari.,” jelasnya.
Pesatnya penjualan perumahan inilah yang membuat kalangan developer gencar memanfaatkan dan melakukan kerjasama dengan para pemilik lahan pertanian yang ada di Kota Jambi.
Setelah itu, Erwansyah juga menyampaikan, bahwa belum ada sistem pengairan yang dapat melancarkan pertanian di Kota Jambi tersebut. “Karena petani kita masih sangat bergantung dengan hujan. Karena itu, pertanian Kota Jambi tidak didukung dengan irigasi yang memadai,” ujarnya.
Dan pertanian kita yang masih aktif saat ini, misalnya, penanam padi, penanam jagung dan lain-lain, dipandang Erwansyah masih berskala kecil, karena tidak didukung oleh lahan yang luas. (Exp-003)
Discussion about this post