EXPOSSE.COMI JAMBI – Dalam mencapai target 50 juta masyarakat Indonesia untuk mendapatkan Literasi di bidang Digital hingga 2024 oleh Presiden Jokowi, Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika menyelenggarakan kegiatan Webinar Indonesia Makin Cakap Digital di Wilayah Sumatera di 77 Kab/Kota dari Aceh hingga Lampung. KECAKAPAN DIGITAL, KEAMANAN DIGITAL, ETIKA DIGITAL dan BUDAYA DIGITAL merupakan 4 (empat) pilar yang diberikan dalam kegiatan webinar Literasi Digital 2021.
Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc Dirjen Aplikasi Kominfo menjadi keynote speaker dalam webinar dengan tema besar MEDIA SOSIAL SEBAGAI WADAH DEMOKRASI, yang dipaparkan oleh para nara sumber Nasional dan Lokal yang mempunyai kompetensi di bidangnya serta seorang Key Opinion Leader yang memberikan sharing session di akhir webinar.
Indonesia sebagai negara demokrasi dan Indonesia sebagai salah satu pengguna terbesar di dunia menjadikan pentingnya wadah demokrasi yang dilakukan melalui media sosial. Drs. M. Arif Budiman, MH Kepala Dinas PMD Batanghari menjelaskan media sosial dapat membawa dampak positif yaitu sebagai media kampanye yang dapat mempengaruhi dalam menggiring pembaca untuk mendukung sebuah partai politik atau kandidat personal. Tapi media sosial juga bisa sebagai bumerang dalam demokrasi misalnya dengan menyebarkan hoax, ujaran kebencian dan ketidak percayaan masyarakat terhadap suatu kelompok atau partai karena persaingan. Peran pemerintah untuk dapat mengontrol narasi narasi negatif agar tidak terjadi perpecahan dan menjadikan demokrasi yang sehat. Dilanjutkan oleh pemaparan Rizki Maenaki, S.I.Kom Co Founder Jakarta Keras yang membahas etika informasi dimana berbagai isu yang terjadi seperti kemampuan menyaring berita hoax, memilah informasi dan bagaimana menyampaikan informasi yang baik. Gunakan dan selalu update anti virus, buat password yang kuat dan unik, perbarui software dan sebagainya.
Dr. Arfai, S.H.,MH Dosen Fakultas Hukum Universitas Jambi menyatakan ada beberapa etika dasar dalam kebebasan di media sosial yaitu diantaranya jangan menyebarkan postingan yang bertentangan dengan agama, dengan nilai kemanusiaan, yang menyebabkan permusuhan dan perpecahan. Sebaiknya gunakan bahasa yang santun, menghargai orang lain, jangan over posting dan selalu kontrol terhadap konten. Setya Rahdiyatmi, M.Sn Komposer dan editor menerangkan bahwa berdemokrasi melalui teknologi digital yang pertama harus memahami dahulu aplikasi chat (percakapan) yang tepat untuk berkampanye, selanjutnya fitur keamanan di setiap aplikasi media sosial dan etika dalam bermedia sosial. Banyak masyarakat yang belum paham bentuk demokrasi secara online dimana masih banyak kasus orang percaya begitu saja dengan berita hoax bahkan secara tidak sadar menyebarkan kembali. Webinar ditutup oleh Desisca, Profesional Dancer sebagai Key Opinion Leader yang mengajak para netizen yang mendukung suatu kelompok atau partai untuk selalu menahan diri dalam memposting informasi negatif tentang para pesaing sehingga negara kita akan tercipta sebuah demokrasi yang sehat. (IKL)
Discussion about this post