MANFAAT BEKAM bagi kesehatan diklaim dapat membantu mengatasi masalah rematik, hipertensi, anemia, bahkan hemofilia. Namun, Anda juga harus waspada karena ada efek samping yang mungkin mengintai, seperti penularan penyakit.
Bekam adalah salah satu pengobatan alternatif dari Timur Tengah yang telah ada sejak dulu dan masih banyak digunakan sampai sekarang. Cara kerjanya adalah dengan menempatkan cawan di permukaan kulit hingga terbentuk ruang hampa udara dan pembuluh darah kapiler terisap.
Klaimnya, terapi bekam dapat melancarkan peredaran darah, membuang darah kotor, dan mengeluarkan racun. Menengok ke pengobatan Cina tradisional, terapi bekam juga disebut bisa mengalirkan “qi” atau energi dalam tubuh.
Jenis-jenis terapi bekam;
Terapi bekam telah ada sejak dulu dan terus berkembang hingga kini. Ada dua jenis terapi bekam yang utama. Perbedaan utamanya adalah pada media cawan yang digunakan. Kedua jenis terapi bekam tersebut adalah:
Terapi bekam kering
Ini merupakan terapi bekam dengan cawan kecil yang dipanaskan terlebih dahulu. Tujuannya adalah saat api mengecil dan cawan ditempelkan ke kulit, perlahan tercipta ruang hampa. Dengan demikian, kulit dan otot akan tertarik ke atas karena perubahan tekanan.
Terapi bekam basah
Merupakan perkembangan lebih modern dari terapi bekam kering, cawan yang digunakan adalah pompa karet. Sebelum ditempelkan ke tubuh, area kulit yang akan dibekam terlebih dulu disayat hingga mengeluarkan darah.Nantinya, darah ini yang akan ditampung dalam cawan dan dianggap sebagai darah kotor. Setelah selesai, luka sayatan akan ditutup agar tidak menimbulkan infeksi.
Manfaat bekam untuk kesehatan
Meski banyak klaim mengenai manfaat bekam untuk kesehatan, terapi ini sebenarnya termasuk jenis pengobatan alternatif yang kontroversial. Pasalnya, tak sedikit ahli yang menentang tindakan terapi bekam sebagai metode pengobatan alternatif.Meski masih membutuhkan penelitian lanjutan, British Cupping Society mengklaim bahwa manfaat bekam bagi kesehatan di antaranya dapat membantu mengobati: Kelainan darah, seperti anemia dan hemophilia, Penyakit rematik, seperti arthritis dan fibromyalgia, Kesuburan dan gangguan yang berhubungan dengan ginekologi (kandungan), Masalah kulit, seperti eksim dan jerawat, Tekanan darah tinggi (hipertensi), Meringankan nyeri kronis di leher dan pundak, Migrain, Kecemasan dan depresi, Penyumbatan bronkial yang disebabkan alergi dan asma, Pelebaran pembuluh darah (varises).
Efek samping terapi bekam:
Terapi bekam diklaim bermanfaat bagi kesehatan, terutama untuk melancarkan aliran darah, mengatasi nyeri otot, mengobati batuk, hingga masalah jerawat. Meski demikian, belum ada penelitian yang benar-benar membuktikan hal ini.Justru yang perlu digarisbawahi adalah sisi keamanan dari terapi bekam. Terdapat beberapa efek samping bekam yang mungkin Anda rasakan setelah terapi, antara lain:
Infeksi luka sayatan
Infeksi menjadi salah satu efek samping yang mungkin terjadi akibat terapi bekam. Hal ini karena terapis perlu membuat sayatan di tubuh Anda demi mengalirkan darah keluar dan menampungnya di cawan. Luka sayatan yang terbuka pun rentan mengalami infeksi apabila tidak ditangani dengan tepat. Bukan tidak mungkin luka terbuka ini justru menjadi pintu masuk bagi bakteri dan kuman dan menyebabkan infeksi.
Luka bakar
Selain luka sayatan, luka bakar juga mungkin dialami orang seusai mengikuti terapi bekam. Hal ini dapat terjadi apabila pompa silikon mengisap terlalu kencang sehingga kulit rentan terbakar.
Pusing
Ada kalanya seseorang akan merasa pusing sesaat setelah menjalani terapi bekam karena adanya darah yang keluar. Namun, reaksi setiap orang bisa berbeda. Ada yang merasakan efek samping ini, ada pula yang tidak.
Penularan HIV/AIDS
Untuk melakukan bekam, terapis akan membuat sayatan pada kulit dengan benda tajam untuk mengeluarkan darah. Hal ini berisiko mendatangkan efek samping penularan penyakit, karena benda tajam yang digunakan belum tentu steril.Selain itu, menggunakan pisau yang sama bersama dengan orang lain juga dapat meningkatkan risiko penyakit menular, seperti HIV/AIDS.
Penularan hepatitis
Terapi bekam juga membuka peluang terjadinya efek samping seperti penularan hepatitis terutama jika kebersihan peralatannya tidak dapat dipastikan.Pompa silikon yang digunakan untuk setiap orang haruslah disteril sebelum dipakai pasien berikutnya. Jika tidak, mungkin saja ada endapan bekas darah atau kotoran lain pada pompa silikon tersebut. Hal ini memperbesar risiko penularan penyakit.
Pendarahan di tengkorak
Meski langka, terapi bekam juga bisa menyebabkan pendarahan di tengkorak kepala apabila bekam dilakukan di kulit kepalaPerlu diingat juga bahwa seusai melakukan terapi bekam, biasanya akan ada bekas lingkaran berwarna gelap keunguan di area yang dihisap. Bekas ini akan menghilang dengan sendirinya setelah beberapa hari.
Waspada terapi bekam
Terapi bekam menjadi kontroversial karena risiko-risiko efek samping yang membayanginya justru lebih dominan ketimbang manfaatnya. Tak hanya itu, perlu diingat bahwa terapi bekam bukan untuk semua orang.Ada golongan orang yang sebaiknya tidak mencoba terapi bekam, seperti: Wanita hamil, Wanita yang sedang menstruasi, Penderita patah tulang, Penderita kanker, Lansia dan anak-anak, Orang yang mengonsumsi obat pengencer darah, Penderita gagal organ, edema, gangguan pembekuan darah (hemofilia), kelainan darah.
Jika Anda merasa terapi bekam cocok dan membuat badan lebih sehat, pastikan bahwa Anda melakukan terapi bekam di tempat yang steril. Baik itu lokasi, peralatan, terapis, terutama semua benda yang bersinggungan langsung dengan kulit Anda.
Dengan begitu, Anda dapat meminimalisir risiko efek samping terapi bekam yang telah diuraikan di atas.Namun jika tidak, mungkin ada baiknya menunggu sampai ada penelitian ilmiah yang benar-benar membuktikan manfaat dari terapi bekam untuk kesehatan. Penelitian yang benar-benar valid, bukan bias atau hanya “apa kata orang” saja. (Sumber: sehatku.com)
Discussion about this post