EXPOSSE.COMI JAMBI – Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2022 di Provinsi Jambi sudah mulai dibuka, Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Jambi, Fadli Sudria minta Dinas Pendidikan (Disdik) lakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk menyekolahkan anaknya sesuai dengan zonasi dan tidak mengutamakan sekolah favorit. Hal ini disampaikannya saat dikonfirmasi awak media ini, Jum’at (17/06/2022).
Ia mengatakan, bahwa dalam penerimaan peserta didik baru tahun ini ada beberapa sistem yang direalisasikan, diantaranya yakni penerimaan melalui zonasi ada diangka 55 persen, afirmasi 15 persen bagi orang yang tidak mampu, ikut orang tua diangka 3 persen dan 27 lagi ada prestasi.
“Saya minta Dinas Pendidikan memberikan penerangan kepada masyarakat, sehingga main side dari pada orangtua para wali murid yang ada SMP hari ini bukan hanya kelas favorit saja. Tidak ada sekolah itu favorit, semua sekolah itu sama. Cuma bagaimana pembagian zonasi ini berada diangka 55 persen. Kemudian afirmasi 15 bagi orang yang tidak mampu, ikut orang tua diangka 3 persen, kemudian 27 persennya lagi prestasi. Nah ini saya harapkan benar-benar terealisasi,” Jelasnya.
Oleh karena itu, Ia menghimbau seluruh pihak terkait ikut mengawasi proses PPDB ini menerima siswa benar-benar melalui 4 tahapan tersebut. Sehingga nanti tidak ada lagi istilah sekolah favorit menerima siswa melebihi dan di luar jalur yang sudah ditentukan oleh pemerintah tersebut.
“Saya minta kawan-kawan media, LSM dan lain sebagainya juga ikut mengawasi kepala sekolah kepala sekolah, yang katakanlah dalam hal ini menerima diluar dari 4 kategori tersebut.” imbuhnya.
Selanjutnya, Ia juga membeberkan untuk jumlah sekolah yang masuk dalam PPDB tahun ini yakni sebanyak 53 SMA dan ada sekitar 29 SMK di Provinsi Jambi. “Ini dilakukan biar ada pemerataan dalam penerimaan siswa tersebut, jangan ada nanti sekolah unggul itu menerima siswa secara membeludak hingga seribu lebih. Sementara sekolah tetangga hanya sekitar antara 200 hingga 300 siswa saja, itu tidak bagus sehingga daya tampung ruang kelas (Rubel/red) tidak sanggup.” bebernya.
Bilang Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu, hal ini juga menghindari jangan sampai sekolah yang dianggap unggulan itu lebih mendominasi dalam penerimaan calon siswa baru, dibandingkan dengan sekolah yang dianggap biasa saja oleh masyarakat.
“Karena idealnya sekolah itu sudah diatur berapa rubel nya, berapa guru dan lain sebagainya. Jadi tidak ada lagi kategori sekolah unggulan atau SMA favorit, semua SMA itu sama.” ujarnya.
Selain itu juga, kata Fadli dengan adanya kurikulum merdeka yang saat ini mengupayakan bagaimana seorang tenaga didik atau guru, itu bisa menciptakan suasana belajar yang asyik sehingga para siswa dapat menerima pelajaran itu dengan baik.
“Nah hari ini dengan adanya kurikulum merdeka bagaimana membuat suatu ruang kelas dimana kehadiran guru itu adalah membuat senang murid. Dengan kesederhanaan guru itu, membuat murid tersenyum dan mudah menyerap pelajaran. Jadi mereka bisa belajar dengan baik yang tidak hanya berpatokan dengan nilai saja, tetapi bagaimana membentuk karakter anak itu lebih diutamakan dalam kurikulum merdeka itu. Dan ini lah tergantung bagaimana kepada sekolah membuat innovasi baru, jadi kita tidak lagi disibukkan dengan hiruk pikuk PPDB.” tukasnya. (Exp-006)
Discussion about this post