EXPOSSE.COMI JAMBI – Karena menderita beberapa penyakit, seekor gajah bernama Yanti, mati di Taman Rimba Kota Jambi.
Hal ini terungkap dalam Jumpa Pers yang digelar oleh Balai Konservasi Sumber Daya ALam (KSDA) Jambi bersama Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Ketahanan Pangan, UPTD Taman Satwa Taman Rimbo Jambi pada Jum’at (9/10).
Yanti adalah Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) betina yang berusia ± 38 tahun yang menghuni Taman Satwa Taman Rimba Jambi sejak tahun 1985 pada hari Kamis kemarin.
Dokter Hewan tenaga ahli gajah drh. Wisnu Wardana, menjelaskan langsung dugaan sementara satwa gajah mati disebabkan oleh tetanus. Namun untuk mengetahui penyebab kematian maka akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut bagian–bagian organ jantung, hati, ginjal, isi lambung, paru dikirim ke Balai Besar Veteriner Baso, Bukit Tinggi.
“Keadaan yanti ini tiba-tiba, dari kondisi sehat langsung lemah, dan kita duga tetanus, nah tetanus ini di sebabkan bakterial. Penyakit yang gejalanya tiba-tiba”, jelasnya.
Wisnu juga memaparkan bahwa beberapa bulan ditahun lalu, Yanti pernah mengalami luka pada kakinya dan sudah bisa disembuhkan. Namun, sifat bakteri ini masih tertinggal, kuman berjenis an aerob, menghasilkan toksin yang menyebabkan kerusakan pada otak.
Hasil Nekropsi sementara :Adanya pendarahan di otot jantung. Ada penebalan ventrikel di otot jantung. Adanya pembengkakan pada organ hati.
Adapun kronologis kejadian dimulai pada Pada hari senin seperti biasa gajah (yanti) digembalakan sekitar areal Kebun Binatang bagian depan dan sore harinya kembali ke kandang dalam kondisi baik atau tidak memperlihatkan gejala lain yang mencurigakan (diawasi Mahout), lalu kemudian kesokan harinya (selasa 6 Oktober 2020) sekitar pukul 12.30 Wib mahout mengamati ada gejala yang tidak biasanya yaitu ketidakmampuan untuk memasukan makanan kedalam mulutnya, kemudian mahout berkoordinasi dengan Tean Medis, dari pengamatan terlihat ada pembengakakan di pangkal belalai.
Team (medis, Mahout dan keeper) terus melakukan observasi dimana gajah yanti belum mampu mangangkat makananannya sendiri sehingga dilakukan pertolongan (menyuapi makanan) dan pada sore hari sekitar pukul 18.00 Wib gajah yanti mulai berbaring namun masih dapat berdiri seperti biasa
Malam harinya Team (medis, Mahout dan keeper ) terus melakukan observasi dan sekitar jam 22.30 Wib gajah Yanti terbaring dan tidak mampu berdiri hanya bisa menggerakkan kakinya. Kemudian Team Medis melakukan tindakan medis dengan pemberian terapi cairan (infus) serta pemberian obat-obatan.
Rabu 7 Oktober 2020 jam 02.00 pagi hasil obervasi Team (medis, Mahout dan keeper ) kondisi gajah Yanti semakin melemah, hal ini ditandai dengan upaya pergerakan kaki semakin berkurang, selanjutnya Team melakukan upaya pemberian pakan yang sudah dibelender melalui selang. Terapi cairan/infus dan obat-obatn tetap dilaksanakan dan kemudian Team medis melaksanakan pengambilan sampel Laboratorium (darah) sebagai upaya peneguhan Diagnosa Penyakit
Sekitar pukul 18.00 Wib hasil pemeriksaan darah pertama keluar dengan hasil hemoglobin rendah, dan pukul 20.00 Wib hasil pemeriksaan darah kedua dengan hasil, keratin kinase tinggi.
Pada hari Kamis tanggal 8 Oktober 2020 Sekitar pukul 08.00 Wib perkembangan kondisi kesehatan gajah yanti semakin menurun yang ditandi dengan ketidakmampuan menelan makanan, gigi mulai merapat, dagu dan rahang kaku (logjaw) dan kesadaran melemah.
Sekitar pukul 09.45 Wib kondisi gajah yanti semakin menurun terjadi dehidrasi akut sehingga Team Medis melakukan tindakan pemberian cairan melalui anus (rectum) sebanyak 19 liter. Sekitar pukul 10.15 Wib gajah yanti mati.
Sejarah Yanti di Taman Rimba
Gajah Yanti merupakan hasil penyerahan dari Bupati Bungo dan diserahkan kepada Ibu Sri Sudewi yang merupakan istri dari Bapak Gubernur saat itu yaitu Maskun Sofwan, pemberian nama langsung diberikan oleh Ibu Gubernur dengan nama Yanti. Gajah Yanti datang ke kebun binatang pada tahun 1985 di usia tiga tahun dengan kondisi terdapat luka pada kaki terkena jeratan dan ditinggal oleh induknya. Yanti kemudian mendapatkan perawatan intensif di kebun binatang Jambi hingga pulih dan sehat kembali. Pada saat itu, yanti adalah gajah satu – satunya di kebun binatang.
Pada tahun 2012 dari Balai KSDA Jambi menambah gajah jantan yang diberi nama Alfa untuk memenuhi kesejahteraan satwa untuk dapat berkembang biak. Yanti dan Alfa berusaha untuk di jodohkan namun belum berhasil. Dari body condition, gajah yanti tergolong baik dengan score 3,2 dan perilaku normal. Yanti termasuk gajah yang tidak rewel, selera makan bagus dan jarang sakit. (im)
Discussion about this post