EXPOSSE.COMI JAMBI -Saat ini Provinsi Jambi berada di musim kemarau, yang puncaknya terjadi pada Juli dan Agustus 2022 ini, sehingga tim Satgas Karhutla melakukan pemantauan titik panas. Dari hasil pantauan BMKG Jambi, sejak awal Januari hingga Juli 2022 kemarin, ada sebanyak 996 titik panas di Provinsi Jambi.
Hal ini disampaikan oleh Kepala BMKG Provinsi Jambi, melalui Koordinator Bidang Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jambi, Anisa Fauziah saat ditemui awak media inii ruang kerjanya, Rabu (3/8).
Anisa mengatakan, bahwa dari pantauan BMKG Jambi titik panas di Provinsi Jambi pada bulan Juli 2022 itu ada sebanyak 151 titik panas. Sedangkan sejak awal Januari hingga Juli 2022 ini, terpantau sebanyak 996 titik panas.
“Kalau bulan Juli 151, kalau dari Januari hingga bulan Juli itu sudah sebanyak 996 titik panas,” ujarnya.
Ia juga mengatakan, dari ratusan titik panas yang terpantau oleh BMKG tersebut, ditemukan paling banyak di Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) sebanyak 236 titik panas, yang kemudian disusul oleh Kabupaten Merangin 211 titik panas.
“Dari semuanya, itu paling banyak di Tanjabbar sebanyak 236 titik panas, ini titik panas yang berasal dari sumur minyak Petrochina yang aktif di sana. Kemudian ada sebanyak 211 titik panas di Kabupaten Merangin. Terakhir itu di Sarolangun, sebanyak 153 titik. Sementara daerah lainnya dibawah seratus,” terangnya.
Untuk itu, guna mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan, BMKG Jambi terus memberikan support kepada pemerintah Daerah terkait data pantauan titik panas. Serta himbauan kepada masyarakat, agar menjaga lingkungan agar tidak membuka lahan dengan cara membakar.
“Kita terus mensupport baik itu prakiraan cuaca, titik panas maupun peringatan dini terhadap potensi kemudahan terbakar. Itu semua kita support informasinya kepada Satgas Karhutla maupun Pemerintah Daerah. Ini kita lakukan untuk minimalis bencana Karhutla,” tukasnya. (Exp-006)
Discussion about this post