EXPOSSE.COMI JAMBI – Kasus kematian anak di Indonesia akibat Covid-19 merupakan yang tertinggi di dunia, dengan persentase 3-5 persen.
Apalagi saat ini telah masuk ke Indonesia sejumlah varian baru Covid-19 yang menggunakan alphabet Romawi mulai dari Alpha, Beta, Gamma, Delta, Eta, Lota, Kappa dan Lambda.
Karena itu, menurut dr Fresti Oktanindi, Dokter Spesialis Anak dari RSU Banyumas, orangtua perlu melindungi anaknya dengan melakukan vaksinasi dan tetap menjaga protokol kesehatan (Prokes) 5 M yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas keluar rumah bila tidak perlu.
“Anak juga harus divaksin karena anak termasuk kelompok yang rentan terpapar virus Covid,” tutur dr Fresti Oktanindi yang akrab disapa dr Nindi, saat menjadi narasumber pada webinar “Melindungi Anak dari Covid-19” yang digelar Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI), Sabtu (22/7).
Webinar yang dibuka Ketua Umum FJPI Uni Lubis itu juga menghadirkan Spesialis Paru, dr Erlina Burhan.
Disebutkan dr Nindi, vaksin dapat mencegah atau menurunkan resiko seseorang untuk tertular penyakit.
Mengapa varian baru Covid-19 lebih berbahaya, menurutnya karena lebih mudah menular, lebih berdampak kepada keparahan penyakit, serta menurunkan efektivitas dari vaksin.
Untuk varian Delta yang dikenal penyebarannya dari India, transmisi varian Delta lebih tinggi dari varian alfa.Virus load menjadi tinggi karena replikasi yang sangat cepat.
Varian Delta disebutnya juga bisa mengelabui sistem imun, menyerang segala usia dan bisa menyebabkan kematian.
“Adapun gejala varian Delta ini diantara flu yang berat diikuti sakit kepala diikuti nyeri tenggorokan, hidung berair, tersumbat dan demam,” sebutnya.
Ditambahkan dr Erlina Burhan, saat ini kondisi penyebaran Covid-19 belum menunjukkan angka menurun.
Data per-24 Juli 2021 masih ditemukan 49 ribu kasus baru Covid-19 di seluruh Indonesia. Dimana, 1 dari 8 anak di Indonesia dinyatakan meninggal dunia akibat covid. Hal ini cukup mengkhawatirkan karena masih sangat banyak anak di Indonesia yang belum divaksin.
Masih tingginya angka penyebaran Covid-19 ini menurut dr.Erlina Burhan akibat masyarakat belum disiplin menjalankan prokes, karena munculnya varian baru serta cakupan vaksinasi yang belum menyeluruh.
Dari data Dinas Kesehatan, menurut dr Erlina Burhan, persentase anak yang positif Covid-19 adalah 12 persen usia anak 0-18 tahun, 2,9 persen usia 0-5 tahun serta 9,9 persen anak usia 6-18 tahun.
Sementara total data kematian anak 0-5 tahun sebanyak 0,5 persen dan 6-18 tahun 0,5 persen.
dr Erlina Burhan mengimbau jika dalam satu rumah terdapat orangtua yang positif Covid, namun ditemukan anda anak yang tidak sakit, sebaiknya anak jangan dirawat oleh neneknya karena anak termasuk sumber penularan yang terabaikan karena kerap tidak memiliki gejala.
Ketua Umum FJPI Uni Lubis dalam kesempatan itu menyatakan sangat berterima kasih atas penjelasan kedua narasumber, karena dapat menambah wawasan jurnalis, khususnya jurnalis perempuan anggota FJPI.
“Dan merupakan tugas kita jurnalis untuk terus mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya menjalankan prokes 5 M,” sebut Uni Lubis yang juga Pimred IDN Times. (Exp-008/ts-02)
Discussion about this post