EXPOSSE.COMIJAMBI – Wakil Wali Kota Jambi, Diza Hazra Aljosha, memberikan dukungan penuh terhadap lahirnya karya film lokal berjudul “LANA”. Film yang digarap anak muda Jambi ini berani mengangkat isu sosial yang cukup mengkhawatirkan, yakni eksploitasi anak dan pengamen cilik yang masih sering ditemui di sejumlah kawasan wisata kota.
Dukungan itu disampaikan langsung oleh Diza saat menghadiri doa bersama dan syukuran awal produksi pada Minggu, 24 Agustus 2025. Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah menyambut baik langkah kreatif para sineas muda ini. “Film ini sangat penting sebagai bentuk edukasi masyarakat. Isu eksploitasi anak di ruang publik harus menjadi perhatian bersama, dan media film adalah salah satu cara efektif untuk menyuarakan itu,” ungkapnya.
Film “LANA” sendiri mengisahkan perjalanan seorang remaja bernama Lana yang baru lulus sekolah dan tengah mencari jati diri. Ia hidup bersama keluarganya yang terdiri dari ayahnya Rudi, seorang Ketua RT baru, ibunya Bu Lesti, adik perempuannya Nadya, serta pamannya Al Fatih yang bekerja sebagai jurnalis di RAMS TV. Perjalanan Lana bersama sang paman membuka mata mereka terhadap kenyataan pahit di balik wajah indah Kota Jambi. Banyak anak-anak yang dipaksa untuk mengamen dan mengemis di tempat-tempat wisata populer seperti Tugu Keris Siginjai, Danau Sipin, hingga Hutan Kota. Sebagian dari mereka menjadi korban eksploitasi orang tua, sementara sebagian lainnya berada dalam kendali preman jalanan.
ArtikelTerkait
Lewat alur cerita yang menyentuh, film ini menghadirkan sejumlah kritik sosial. Pesan moral yang dibangun antara lain tentang pentingnya menjaga keluarga dan lingkungan sekitar, ajakan untuk tidak memberi uang kepada pengamen atau pengemis anak, sindiran terhadap maraknya judi online, hingga peringatan mengenai kebiasaan membuang sampah sembarangan. Seruan terkuat dari film ini adalah perlindungan terhadap anak-anak dari segala bentuk eksploitasi. Meskipun bersifat fiksi, kisah yang dihadirkan dalam “LANA” sejatinya berangkat dari fenomena nyata yang terjadi di Jambi, sehingga terasa relevan dan dekat dengan kehidupan masyarakat.
Keindahan Jambi juga menjadi bagian penting dalam film ini. Tugu Keris, Danau Sipin, dan Hutan Kota dipilih sebagai latar utama yang memperlihatkan panorama serta dinamika kehidupan masyarakat. Kehadiran lokasi wisata ini bukan hanya memperkuat cerita, melainkan juga sekaligus mempromosikan potensi pariwisata kota yang ramah anak. Dengan begitu, film “LANA” diharapkan mampu berdiri sebagai media edukasi sekaligus sarana kampanye sosial yang membangkitkan kesadaran publik.
Film berdurasi sekitar 60 hingga 70 menit ini diproduksi oleh CV Kreasi Event Nusantara Indonesia. Ardyan Eka Saputra duduk sebagai direktur, sementara naskah ditulis sekaligus diproduseri oleh Reza Fender Rizky. Sutradara dipercayakan kepada Dicky dan Ipank, dengan dukungan pembina talent Hendry Nursal dan SBF. Proses produksi juga melibatkan tim videografer Angga serta sekitar tiga puluh orang talenta yang sebagian besar berasal dari warga lokal maupun unsur pemerintah daerah. Film ini akan tampil dalam format movie dengan subtitle Bahasa Indonesia dan Melayu Jambi untuk memperkuat identitas budaya setempat.
Dukungan dari Wali Kota Jambi, Maulana, bersama Wakil Wali Kota Diza Hazra, menegaskan komitmen pemerintah kota dalam mengapresiasi karya seni yang lebih dari sekadar hiburan. “LANA” hadir untuk membuka mata masyarakat, menyampaikan bahwa di balik gemerlap wisata kota masih ada persoalan anak-anak jalanan yang harus diselesaikan bersama. (*)
Discussion about this post